hai teman,bertemu lagi di blog aku. sudah lama tidak muncul. kini ku sudah beranjak kuliah. btw,ini mana tau bisa membantu. ceritanya dari pengalaman pribadi tetapi ada khayalan super tinggi juga sih... semoga bermanfaat cerpen nya.
FISIKA untuk MAMA
Keributan suara bola yang berulang masuk kedalam ring
basket, pada saat itu Ponselku terus berdering di sela latihanku.
“Ira! Ponsel mu terus berbunyi dari tadi, angkatlah..
mana tau penting”. teriak pelatih ku.
Selesainya ku
latihan ku lihat ponselku sudah 11 panggilan tidak tejawab dari mama ku. Dengan rasa ketakutan ku langsung megganti
pakaian ku di ruang ganti dan segera pulang.
Setibanya di rumah aku perlahan membuka pintu rumah.Di depan pintu telah
berdiri mama.
Dengan nada kecil
ku berkata”matilah aku”.
“Ira! Darimana saja kamu? mengapa telfon mama tidak di
angkat?”Tanya mama.
“Dari sekolah ma.” Jawab ku.
“Sekolah? Sekolah mana yang sampai lusuh begitu? Jangan
bohongi mama. Mama tau kamu dari latihan basket kan? Tadi mama lewat di depan
sekolah mu dan melihat kamu di lapangan basket sekolah.”jelas mama marah kepada
ku dengan nada marah.
Tanpa bisa berbicara banyak aku
pun dimarahi mama panjang lebar. Dari dulu mama sangat melarang ku mengikuti
kegiatan olah raga apalagi basket. Dengan alasan aku yang sering sakit-sakitan.
Karena itulah dengan cara diam-diam lah aku bisa pergi latihan basket.
Semenjak dimarahi mama, akupun
mulai panjang akal untuk bisa pergi latihan dengan izin mama. Mama sangat
menginginkan aku masuk study club fisika dan bisa menjadi juara di setiap
olympiade. Hal ini menjadi kesempatan ku
untuk beralasan.
“ma,ira pergi belajar di study
club dulu”izin ku dengan kebohongan menyalami mama.
“hati-hati nak, baik-baik
belajar. Dengar apa yang guru jelaskan” nasihat mamaku.
Dengan tidak bersalah aku pergi membawa buku fisika di
tas dan perlengkapan basket di dalamnya tanpa mama ketahui. Sesampainya di
sekolah akupun segera mengganti pakaian ku dan kembali latihan basket. Hal ini
terus berulang-ulang ku lakukan.
Tepatnya pada tanggal 20 agustus,mama aku di copet oleh 3
orang jambret ketika pulang
belanja. Pada saat kejadian aku berada di dalam pertandingan
basket persahabatan antar sekolah.Sentak
terkejut melihat abangku yang menjemputku.
“ira, cepat pulang.! Mama di jambret dek.”teriak abang.
“apa bang? Dimana mama? Kemana mama dibawa?.”Tanya ku panik.
“Ayo bang lihat mama,mama sudah berada di rumah
sakit.”jawab abangku.
mendengar
kejadian tersebut langsung keluar di
dalam pertandingan.Abangku yang
ketika itu sedang libur
kuliah semester akhir kuliah
langsung menuju RSUD bersamaku.Merinding aku melihat keadaan mama
di ruang UGD(Unit Gawat Darurat). Aku
dan keluarga besar berkumpul dan mendengar cerita mengapa
mama bisa terluka parah. Yang aku ketahui , mama telah menabrak pagar
berduri menggunakan sepeda
motor pada saat
mengejar jambret. Sangat mengerikan aku
mendengar cerita tersebut .
“Bagaimana keadaan mama pa? apa aku boleh menunggu mama
di sini?” Tanya ku pada papa
“Tidak nak, sebaiknya kamu pulang kerumah ante yul dulu,
biarkan abang dan papa menjaga mama.”larang papa
Pukul 23.00 WIB aku di
bawa pulang keluarga
dan tidur di rumah saudara
papa. Tepat pukul 03.00 WIB aku di
bangun kan abang dan melihat
sudah ada tenda
yang dipasang. Keramaian pun
semakin banyak pada dini hari. Sangat
aneh memang ,ku bertanya
”bagaimana mama? Sudah sehatkah
mama? Apakah dia di operasi bang?”tanyaku dengan suasana ngantuk .
Tidak ada jawaban sedikit pun dari mulut abang ku.
Akhirnya tanpa ada yang memberi tahu tetes demi tetes air mata aku mengalir ,hati aku kacau, berfirasat Tuhan telah bersama mama. dengan
perlahan pamanku mendekatiku.
“sabar ya nak, mama sudah tenang disana” jelasnya.
“jadi benar firasat ini paman?”tanyaku sambil
meneteskan mata.
seperti mimpi hal itu terjadi dan tumpah ruah kesedihan
pada hati ini.
Pukul
6 pagi ambulan yang membawa jasad mama perlahan terdengar semakin kuat. Tumpah
ruah kesediahan yang aku dan keluarga besar rasakan pada saat itu.
Penyesalan tinggal penyesalan. Banyak kebohongan ku
lakukan kepada mama.
Bulan demi bulan berganti, prestasiku di sekolah pun
menurun. Hinaan dan cemoohan pun datang kepada ku dan keluarga. Banyak fitnah
dari tetangga-tetangga sekitar bahkan keluarga besar untuk ku,papa ku, dan
abangku pada saat itu. Di sekolah aku dikenal sebagai anak yang pembohong.
Karena telah sering mendustai ibu sendiri.
“hai ira, anak study club ya? Ajarin dong. Pintar fisika
kan?hahahh…” cemooh salah satu temanku.
“fisika dapat 19 aja bangga, gue yang 100 aj diam tuh
haha…” tambah temanku yang lain.
Malu yang kurasakan
pada saat itu. Mengingat memang nilai fisika ku lah yang paling jelek dari
nilai-nilai yang lain.
Pada saat aku latihan basket setelah kepergian mama, aku
mulai membolak balik bola, mendribel bola,dan melempar bola ke ring. Ku sering
bertanya pada diri sendiri,mengapa aku bisa
memasukkan bola itu? Mengapa bola itu bisa jatuh tepat kedalam ring?
Mengapa tenaga ku bisa melakukannya? Saat itulah aku mulai tertarik dengan
GAYA(F) di fisika. gaya sebesar apa agar ku bisa menjatuhkan tepat ke dalam
ring?kecepatan sebesar apa?.
Dengan kuat ku hempaskan bola ke lantai lapangan dan menuju pelatih
“pelatih, aku berhenti di club basket. Ini keputusan
ku.”izinku kepada pelatih.
“kenapa ira? Bisa di pikirkan ulang? Pertandingan
sesungguhnya akan di mulai. Kamu bagian terpenting tim.”
“tidak pelatih, saya sudah yakin untuk keluar.”jelasku
Berfikir untuk maju dan membuktikan pada semua orang
bahwa anak yang ditinggal ibunya bisa membanggakan dan berguna. Aku masuk
mendaftarkan diri di study club fisika untuk mewujudkan keinginan almarhumah
dari dulu. Almarhumah sangat menginginkan anaknya menjadi juaradi olympiade.
Seleksi yang begitu ketat tak meruntuhkan semangat ku. Pada akhirnya aku
terpilih dan menjadi perwakilan sekolah menuju Olympiade Sains Kabupaten(OSK).
Akhirnya aku masuk kedalam daftar siswa yang masuk ke finalis tingkat provinsi
dan nasional. Siapa sangka selama karantina saya mendapatkan perhatian lebih
dari pelatih dan mentor pengajar. Kini aku sadar ternyata fisika itu mudah
dengan menurunkan rumus-rumus yang sudah ada. Satu soal membahas kinematika
yang merupakan kesukaan ku menjadi point tertinggi di olympiade itu. Soalnya
tentang mencari gaya bola basket yang diberikan agar masuk kedalam ring dengan
jarak yang telah diketahui. Akhirnya aku terpilih menjadi juara olympiade
nasional. Sangat senang dan bahagia mengingat cita-cita almarhumah mama yang
terwujud. Di hadapan president dan jutaan mata yang memandang aku mengambil
penghargaan emas yang diberikan.Nama papa dan almarhumah mama tersebut di
dalamnya. Bukan hanya itu nama desa dan sekolah ku pun di sebutkan. Betapa
bangganya aku pada saat itu walaupun, almarhumah tidak sempat melihat anaknya
naik keatas Podium.
Kini semua telah berkhir tiada lagi
yang menghinaku dalam pelajaran fisika. “Jangan Panggil Aku Kalau Tidak Bisa
Fisika”
-TAMAT-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar